Kamu mungkin berpikir, hidup lebih lama terdengar berat dan ingin mengakhiri cepat-cepat. Tapi sebelum itu, coba pikirkan bagaimana jika besok ada seseorang datang dan bilang padamu, "terimakasih yaa, karena kamu aku bisa bertahan sejauh ini" atau, sudahkah kamu melunasi mimpi-mimpi yang selalu kamu rajut sebelum tidur? jika belum. Lunasi dulu baru kamu boleh pergi....
Oh tapi tunggu, setelah mimpimu lunas tuntas, apakah kamu tidak mau bertemu dengan sosok yang wajahnya kamu jadikan gambar layar ponsel dan sudut kamar? kalau enggak, coba ingat lagi soal dia yang kamu cinta. Sudahkah kamu ungkapkan isi hatimu untuknya? Jika belum, lakukanlah dulu sebelum kamu menyesal karena tidak pernah mencoba untuk mengungkapkan...
lalu setelah itu, kamu pasti lapar dan ingin makan, maka pergilah ke kedai makanan yang kamu sukai atau yang kamu ingin datangi, habiskan waktu disana, merasakan sensasi lezat dari sesuatu yang akan kamu tinggalkan. Bisakah? yakin tidak akan rindu setelah pergi?
Kamu mungkin merasa, "Gak papa makanan bukan tentang segalanya" atau mungkin sudah teramat lelah sampai seluruh makanan terasa hambar. Semuanya menguap menjadi sisa-sisa kenangan payah, tapi hidup memang terdiri dari susunan-susunan sporadik yang payah dan tidak kalah mengerikan.
Untuk mencapai bahagia, kita perlu banyak berkorban. Melakukan ini dan itu, terlalu sibuk mencari dan memberi sampai lupa kita sedang terluka.
Lantas, mengapa berhenti setelah sejauh ini? Bagaimana dengan orang yang bersyukur atas hadir nya dirimu, makanan favorit, seseorang yang menyediakan rumah tanpa kamu sadari, dan mimpi-mimpi yang sudah terlanjur menggantung di langit menunggu untuk dikabulkan.
Banyak hal yang masih harus kamu lakukan, kamu akan sangat sibuk, jadi. jangan pergi dulu. Sehingga nanti di suatu masa saat segalanya menjadi rekapitulasi lengkap, seseorang akan datang lagi padamu dan berkata "baiklah, sekarang kamu sudah sampai di akhir tujuan, beristirahatlah dengan damai dan bahagia"
Barulah kamu boleh melangkah pergi...
Komentar
Posting Komentar